"Anak betawiiiiiii.... Ketinggalan Zaman... Katenyeeeee"
Ahhh lagu ini, masih saja terngiang-ngiang, soundtrack salah satu serial terkenal di era 90an, Si Doel Anak Sekolahan yang tayang di televisi. Saya termasuk salah satu fans beratnya, selalu berusaha nonton serial fenomenal ini di stasiun TV swasta RCTI. Yes, zaman segitu seinget saya cuma ada RCTI lalu berlanjut SCTV. Zaman dimana sinetron atau film serial karya anak negeri masih sangat bermutu. Beda sama sekarang yang berisi intrik horor, drama percintaan yang berlebihan, serta konten alay lebay yang buat umuran saya, malah bikin pusing kepala 😏
Si Doel Anak Sekolahan menggandeng Maudy Koesnaedi, Cornelia Agatha, Mandra, bahkan nama-nama bintang kenamaan seperti Benyamin Sueb, Aminah Cendrakasih, Suti Karno dan Basuki, serta tentunya Rano Karno sebagai pemeran utama, pusat dari seluruh rangkaian cerita.
Ya, Si Doel yang anak betawi asli, hidup dengan kesederhanan, kuliah dengan segala keterbatasan dana dan fasilitas, sampai kemudian berhasil jadi tukang insyinyur, istilah yang sering digaungkan Babenya Dul ketika Doel mulai luntur semangatnya.
Cinta segitiga antara Doel, Sarah dan Zaenab juga jadi bumbu manis kala cerita ini bergulir dalam versi serial televisi, tapi apakah versi filmnya sama menariknya?
Barangkali karena tim produksi yang sebagian berbeda, membuat versi serial di tahun 90an hingga 2000an awal, dibanding dengan versi film yang tayang sejak 2018 ini, jadi kurang begitu greget.
Meski versi Si Doel The Movie menggandeng deretan pemain yang sama, tapi ternyata kekuatan ceritanya kurang begitu berkembang, bahkan saat nonton filmnya saya sering merasa bosan, berasa flat. Semacam filmnya ini dibikin hanya untuk nostalgia para penikmat serial Si Doel Anak Sekolahan jaman dullu. Beberapa scene juga seperti dipanjang-panjangkan, hanya untuk menambah durasi film.
Kalau boleh kasih rate, secara keseluruhan, Si Doel versi serial yang tayang RCTI masih lebih bagus secara konsep cerita dan pengambilan gambar dibanding versi filmnya. Padahal kalau dipikir-pikir, kualitas kamera zaman sekarang pastinya lebih bagus kan? Tapi ternyata, alat memang hanya menunjang sekian persennya saja, kekuatan terbesar memang ada pada naskah dan konten ceritanya itu sendiri.
Lalu, kalau membandingkan antara Si Doel The Movie part 1-2-3, mana yang lebih baik?
Si Doel The Movie part 1, ada sebagian yang bilang ini bagus, kalau saya iya mengiyakan ini bagus. Dalam artian bagus secara ide, dimana setelah sekian tahun para pecinta serial Si Doel Anak Sekolahan, kembali ke suasana saat serial itu tayang di televisi. Ide yang brilian, yang membuat orang-orang makin penasaran, seperti apa kehidupan Doel berikutnya, siapakah yang dipilih Doel sebagai istri, dst. Dalam Si Doel The Movie 1, memang tergambar dengan jelas, bahwa Si Doel memilih Sarah, tapi kemudian Sarah meninggalkan Doel karena rasa cemburu. Secara sekian tahun Sarah menghilang, Doel yang gak punya cukup uang untuk mencari, akhirnya menikah dengan Zaenab.
Si Doel The Movie part 2, nyatanya gak jauh beda. Sama seperti yang pertama, saat bertemu anaknya dan mulai membangun chemistry antara anak dan bapak, yang terlihat canggung karena saking lamanya tidak pernah bertemu sejak si anak lahir.
Si Doel The Movie part 3, saat mulai muncul trailernya ke jagad perfilman, saya jadi berpikir, "Emang perlu ya? Nambah 1 part lagi?". Toh juga cerita di part 1 dan 2, sami mawon. Gak ada ledakan-ledakan cerita yang bikin antusias. Cuma satu yang bikin penasaran buat saya, dan sebagian orang yang menunggu-nunggu, yaitu gimana ini akhir kisah cinta si Doel? 😅
Ya, Si Doel yang anak betawi asli, hidup dengan kesederhanan, kuliah dengan segala keterbatasan dana dan fasilitas, sampai kemudian berhasil jadi tukang insyinyur, istilah yang sering digaungkan Babenya Dul ketika Doel mulai luntur semangatnya.
Cinta segitiga antara Doel, Sarah dan Zaenab juga jadi bumbu manis kala cerita ini bergulir dalam versi serial televisi, tapi apakah versi filmnya sama menariknya?
Si Doel Versi Serial vs Versi Film, Bagus Mana?
Sebagai pecinta Si Doel yang cukup ngikutin hampir 10 tahun masa tayangnya, jujur saya gak bisa nemuin feel excited seperti saat nonton filmnya, beda ketika nonton serialnya, yang suguhannya apik, naskahnya menarik, dan banyak plot twist yang bikin makin penasaran pengen nunggu episode berikutnya.Barangkali karena tim produksi yang sebagian berbeda, membuat versi serial di tahun 90an hingga 2000an awal, dibanding dengan versi film yang tayang sejak 2018 ini, jadi kurang begitu greget.
Meski versi Si Doel The Movie menggandeng deretan pemain yang sama, tapi ternyata kekuatan ceritanya kurang begitu berkembang, bahkan saat nonton filmnya saya sering merasa bosan, berasa flat. Semacam filmnya ini dibikin hanya untuk nostalgia para penikmat serial Si Doel Anak Sekolahan jaman dullu. Beberapa scene juga seperti dipanjang-panjangkan, hanya untuk menambah durasi film.
Kalau boleh kasih rate, secara keseluruhan, Si Doel versi serial yang tayang RCTI masih lebih bagus secara konsep cerita dan pengambilan gambar dibanding versi filmnya. Padahal kalau dipikir-pikir, kualitas kamera zaman sekarang pastinya lebih bagus kan? Tapi ternyata, alat memang hanya menunjang sekian persennya saja, kekuatan terbesar memang ada pada naskah dan konten ceritanya itu sendiri.
Si Doel The Movie, 1-2-3, Which One The Best?
Lalu, kalau membandingkan antara Si Doel The Movie part 1-2-3, mana yang lebih baik?
Si Doel The Movie part 1, ada sebagian yang bilang ini bagus, kalau saya iya mengiyakan ini bagus. Dalam artian bagus secara ide, dimana setelah sekian tahun para pecinta serial Si Doel Anak Sekolahan, kembali ke suasana saat serial itu tayang di televisi. Ide yang brilian, yang membuat orang-orang makin penasaran, seperti apa kehidupan Doel berikutnya, siapakah yang dipilih Doel sebagai istri, dst. Dalam Si Doel The Movie 1, memang tergambar dengan jelas, bahwa Si Doel memilih Sarah, tapi kemudian Sarah meninggalkan Doel karena rasa cemburu. Secara sekian tahun Sarah menghilang, Doel yang gak punya cukup uang untuk mencari, akhirnya menikah dengan Zaenab.
Si Doel The Movie part 2, nyatanya gak jauh beda. Sama seperti yang pertama, saat bertemu anaknya dan mulai membangun chemistry antara anak dan bapak, yang terlihat canggung karena saking lamanya tidak pernah bertemu sejak si anak lahir.
Si Doel The Movie part 3, saat mulai muncul trailernya ke jagad perfilman, saya jadi berpikir, "Emang perlu ya? Nambah 1 part lagi?". Toh juga cerita di part 1 dan 2, sami mawon. Gak ada ledakan-ledakan cerita yang bikin antusias. Cuma satu yang bikin penasaran buat saya, dan sebagian orang yang menunggu-nunggu, yaitu gimana ini akhir kisah cinta si Doel? 😅
Akhir Kisah Cinta Si Doel, Apa Saja Yang Bikin Emosi Jiwa?
Di sosial media, mendekati akhir bulan Januari ini, heboh dengan komentar-komentar penonton yang sudah menonton Film Akhir Kisah Cinta Si Doel. Sebagian besar yang saya jumpai, gemes dengan film yang disebut-sebut sebagai film terakhir dari trilogi Si Doel The Movie.
Lantas, apa saja yang bikin saya emosi jiwa dengan sekuel terakhir Si Doel The Movie, Akhir Kisah Cinta Si Doel ini? Berikut listnya, yang mau ikutan emosi, juga bolehhhhh
Hadeh, udahlah tua ye, masih galauuuu aja, mau milih yang mana, Sarah atau Zaenab. Masih plin-plan ketika dihadapkan pada 2 sosok perempuan yang dekat dengan Doel sejak muda. Logikanya nih kalo kejadian di dunia nyata, kan Si Doel ini sosok religius, misal rutin Istikharah, bisa toh nemu siapa yang paling sreg untuk mendampingi sepanjang hidupnya? Apa karena rasa cintanya yang seimbang buat kedua perempuan tersebut? Apa Doel mau dua-duanya? #eeeeaaa
Lantas, apa saja yang bikin saya emosi jiwa dengan sekuel terakhir Si Doel The Movie, Akhir Kisah Cinta Si Doel ini? Berikut listnya, yang mau ikutan emosi, juga bolehhhhh
1. Si Doel masih aja mencla-mencle
Hadeh, udahlah tua ye, masih galauuuu aja, mau milih yang mana, Sarah atau Zaenab. Masih plin-plan ketika dihadapkan pada 2 sosok perempuan yang dekat dengan Doel sejak muda. Logikanya nih kalo kejadian di dunia nyata, kan Si Doel ini sosok religius, misal rutin Istikharah, bisa toh nemu siapa yang paling sreg untuk mendampingi sepanjang hidupnya? Apa karena rasa cintanya yang seimbang buat kedua perempuan tersebut? Apa Doel mau dua-duanya? #eeeeaaa2. Ending yang Njelehi
Baik #timsarah maupun #timzaenab, pasti punya argumen masing-masing, dengan siapa sebaiknya Doel berlabuh dan menghabiskan masa tuanya. Kalau saya sihhhh, milih siapa ya? Pastinya dengan hasil akhir film Si Doel jilid 3 ini, bikin saya gemessss, geregetannnn! Kok gituuu sihh! Hiyahahahhaa, maapkan daku pemirsa, esmosi jiwa 😂
Bukan perkara siapa yang akhirnya jadi kisah cinta terakhir Si Doel sih sebenernya, lebih ke pattern cerita yang datarrrrr dan berkesan lambat. Entahlah, karena mungkin bosan dengan konflik yang sama, jadi semacam ketebak aja gitu, habis ini mesti itu, habis adegan ini mesti begitu.
Biasanya saya kalo kagum dengan akting pemain film, baik dalam maupun luar negeri, langsung tuh saya googling, cari tau ini orang siapa, pernah main dimana aja, sampai kadang penasaran ke kehidupan pribadinya, stalking mode on 😄
Tapi maap, untuk pemain Dul anak Doel ini, saya gak ada minat buat nyari nama aselinya punnn, hahahaha maapkan anak muda, tapi kamu gantengg kok, sumpah benerannnn 😁
Mari mari perhatikan akting Si Dul anak Sarah & Doel di part 1-2-3. ini bocah lempengg ajaaa. Ya meski pernah terkesan marah dan ngambek di Si Doel The Movie 1, tapi masih kurang greget. Lah kalo kehidupan nyata, ada kasus begini, dan ini menimpa anak usia belasan tahun yang baru kritis-kritisnya, woooo bisa ngamuk ituuuu, ini mah semacam datar dan ya udahlah, macam ini bocah wiseeee banget 😣
Begitu pula saat di part 3, Dul tinggal di rumah Si Doel Bapaknya, yang biasa hidup dengan gaya tajir melintir, terus mendadak berubah dengan segala kesederhanaannya, yaaa biasa aja gitu, cuma penasaran aja, tapi secara feeling kurang diexplore lebih lanjut. Saya yang mantan anak teater ini, jadi gemesssss, pengen rasanya, "Sini Nak, tante latih dulu aktingnya, biarrrrr cetarrr".
Nah, siapa dong yang pantes meranin Dul anak Si Doel? Iqbal Dilan? Kayaknya Iqbal juga tipe pemilih film juga deh, pasti doi nyari yang scriptnya bener-bener mateng. Tapi ya gak Reza Rahadian juga, ketuaan, wkwkwk.
Ada yang punya ide mungkin Mak, siapa yang lebih cocok meranin anak Si Doel? Atau ada yang masih berharap ada part lanjutannya dengan plot twist yang beda dari part 3, Akhir Kisah Cinta Si Doel ini?
Bukan perkara siapa yang akhirnya jadi kisah cinta terakhir Si Doel sih sebenernya, lebih ke pattern cerita yang datarrrrr dan berkesan lambat. Entahlah, karena mungkin bosan dengan konflik yang sama, jadi semacam ketebak aja gitu, habis ini mesti itu, habis adegan ini mesti begitu.
3. Akting Dul Muda Yang So Standard
Dari kemunculan Dul muda, alias anak Doel & Sarah, saya kurang sreg sebenernya. Ganteng sih, cakep. Wajah-wajah era kekinian, yang bisa bikin barisan anak-anak cewek usia belasan taun bakal kesengsem. Tapi secara acting? Mmm, no no no. Not acceptable sih menurut saya. Sekelas Si Doel dari zaman masih serial di tivi dengan deretan aktor dan aktris papan atas, harusnya bisa lah ya cari pemain yang lebih baik lagi. At least misal aktingnya belum matang, bisa digojlok dulu pendalaman materi & karakternya.Biasanya saya kalo kagum dengan akting pemain film, baik dalam maupun luar negeri, langsung tuh saya googling, cari tau ini orang siapa, pernah main dimana aja, sampai kadang penasaran ke kehidupan pribadinya, stalking mode on 😄
Tapi maap, untuk pemain Dul anak Doel ini, saya gak ada minat buat nyari nama aselinya punnn, hahahaha maapkan anak muda, tapi kamu gantengg kok, sumpah benerannnn 😁
Mari mari perhatikan akting Si Dul anak Sarah & Doel di part 1-2-3. ini bocah lempengg ajaaa. Ya meski pernah terkesan marah dan ngambek di Si Doel The Movie 1, tapi masih kurang greget. Lah kalo kehidupan nyata, ada kasus begini, dan ini menimpa anak usia belasan tahun yang baru kritis-kritisnya, woooo bisa ngamuk ituuuu, ini mah semacam datar dan ya udahlah, macam ini bocah wiseeee banget 😣
Begitu pula saat di part 3, Dul tinggal di rumah Si Doel Bapaknya, yang biasa hidup dengan gaya tajir melintir, terus mendadak berubah dengan segala kesederhanaannya, yaaa biasa aja gitu, cuma penasaran aja, tapi secara feeling kurang diexplore lebih lanjut. Saya yang mantan anak teater ini, jadi gemesssss, pengen rasanya, "Sini Nak, tante latih dulu aktingnya, biarrrrr cetarrr".
Nah, siapa dong yang pantes meranin Dul anak Si Doel? Iqbal Dilan? Kayaknya Iqbal juga tipe pemilih film juga deh, pasti doi nyari yang scriptnya bener-bener mateng. Tapi ya gak Reza Rahadian juga, ketuaan, wkwkwk.
Ada yang punya ide mungkin Mak, siapa yang lebih cocok meranin anak Si Doel? Atau ada yang masih berharap ada part lanjutannya dengan plot twist yang beda dari part 3, Akhir Kisah Cinta Si Doel ini?