2008-2009, adalah tahun dimana awal saya mulai sangat aktif ngeblog. Belajar SEO, ternak akun blog, terus ya gitu, udah deh.
Setelah berbelas tahun berlalu, kenapa sekarang aktif ngeblog lagi? Beli domain dengan nama sama, karena yang lama sempat tidak diperpanjang sama sekali, wkwkkwwk, ini part terkocak dah.
Ok ok, sebelum penjelasan lebih detail, saya disclaimer dulu, kalau saya bukan blogger, meski sempat mendeclare saya sebagai blogger. Tapi setelah mengikuti rutinitasnya, ternyata saya kurang cocok. Jadi kenapa dong, tetap punya blog? Tetap berusaha menulis di blog?
Here we go,
Dari tampilan blog ini, saya sudah mendeclare bahwa Talents Mapping adalah part dari apa yang saya kerjakan saat ini. So, otomatis, saya butuh ruang untuk mendeliver informasi selain di sosial media. Apalagi setelah sesi konsultasi mendalam dengan salah satu mentor Talents Mapping, ada beberapa kebutuhan bakat kuat yang sangat tersalurkan melalui menulis:
- Communication, yes ini bakat kuat nomor satu saya. Seperti yang ada di tulisan sebelumnya, bahwa communication adalah bakat yang dimiliki orang-orang yang selalu terdorong untuk menyampaikan pesan. Nah, menulis adalah salah satu cara saya bisa menyampaikan pesan dengan nyaman.
- Ideation, ini juga masih masuk bakat kuat saya. Ide ini nih yang sering bertebaran, kapanpun dimanapun. Kalau dulu, segala macam ide saya embat! Alhamdulillah, sejak belajar Talents Mapping, jadi sadar diri, perlu ada koridor, ide-ide mana yang perlu segera terealisasi, dan mengatur supaya ide yang ada bisa bermuara pada 1-2 hal saja yang memang bener-bener pengen difokusin.
- Intellection, nah ini bakatnya orang-orang yang suka berpikir secara mendalam. Melalui menulis adalah salah satu cara untuk bisa membreakdown pikiran dan perasaan secara dalemmmmmm.
- Empathy, kalau ini jelas, karena dengan bakat kuat empathy, saya begitu mudah tersetrum dengan segala kondisi emosi dan energi orang lain, jadiiiii menulis ini semacam regulasi emosi terbaik selain corat-coret art therapy.
- Connectedness, bakat yang ini nih, biasanya orang-orangnya suka cocoklogi, bisa menghubungkan antara satu kejadian dengan kejadian lain. Nah, karena itulah menulis jadi alat paling cocok buat saya memenuhi bakat yang juga terbilang kuat di deretan 14 teratas urutan bakat saya.
Selain dari bakat kuat, menulis juga cara untuk memenuhi peran produktif terkuat saya, yaitu:
- Communicator, ini jelas lah ya, gak jauh beda pengertiannya dengan bakat communication
- Journalist, nah ini semacam si komunikator versi tulisannya
- Educator, nahhh ini nih, yang ternyata menyala banget. Keinginan untuk mengedukasi ini terbukti sangat meluap-luap. Pantes, dulu salah seorang teman kuliah saya bilang, “Kamu, gak pengen jadi dosen, Na? Cocok loh”. Deh, tapi saya yang waktu itu menggebu-gebu pengen lulus kuliah terus kerja di dunia pertelevisian, menganggap saran teman saya itu, bagai angin lalu. Setelah mencoba beragam hal, peran educator ini memang sangat-sangattt pas buat saya
- Creator, yesss pantes lah dari dulu pengen bikin karya dimana-mana, ya blog, ya podcast, ya tiktok. Sudahhh dari sononya, jadi kalo pada heran kenapa sih eksis disana-sini, ya memang begitu bawaan oroknya.
- Motivator, nah nah, ini sih juga penting banget ternyata buat saya. Menulis di blog, harapannya memang ada yang baca ya, tapi nyadar banget, sekarang SEO itu lebih susahhh dari jaman dulu. So, I decided di blog ini sebagai draft konten yang ada di sosial media, yang memang tujuannya untuk memotivasi.
Nah, jadi begitulah ceritanya saudara-saudaraku, kenapa tetap menulis di blog, dan sampai ikutan challenge KLIP buat menulis setiap hari selama 4 bulan ini.
Lalu apa bedanya menulis di blog versi dulu dan sekarang? Kalau jaman dulu, menulis itu semacam faking good, biar kerennn gitu, hadeh. Kalau sekarang, ya wes menulis aja, bagus jelek, suguhin aja, sudah di taraf gak terlalu baperan kalo respon tidak sesuai harapan.
Bisa dibilang, menulis adalah part of me, part of my life. Jika impactnya belum bisa membantu orang lain, at least it can help me getting my awareness.