Ketika MakEmak Dipanggil Kakak
Heran, darimana sih sebenarnya panggilan “kakak” jadi trend?
Dalam KBBI, kakak punya arti saudara tua, panggilan kepada orang (laki-laki atau perempuan) yang dianggap lebih tua atau bisa sebagai panggilan kepada suami.
Yang terjadi saat ini, saya teramat sering mendengar panggilan kakak ini dimana-mana, dalam kesempatan apapun. Yang kadang nih ya, tidak pada konteksnya.
Pertama kali mengenal panggilan kakak diluar arti yang ada dalam KBBI, adalah waktu saya masih kuliah di Jogja. Setiap datang ke sebuah toko baju muslim di kawasan terban, para pramuniaga toko tersebut memanggil para customernya dengan sebutan kakak.
“Gimana, Kak, jadinya mau pilih yang mana?”.
“Oh, silahkan kak, disana kasirnya”.
Saya yang saat itu masih berusia 20 tahunan, berasa fine-fine aja lah ya dipanggil kakak. Ya, berasanya karena memang saya berada di rentang umur orang-orang yang layak dipanggil kakak.
Akan tetapi, ketika saya yang sudah berusia 43 tahun, dan masih dipanggil kakak. Kok aneh ya rasanya? 🤪
Suatu hari, saya naik taksi online dari bandara halim menuju ke rumah. Selama di perjalanan, sopir taksi terus memanggil saya kakak. Apalagi kami mengobrol cukup padat. Otomatis, sebutan “Kak”, saya dengar hampir di seluruh sudut Jakarta yang lumayan macet sore itu.
Rasa pengen negur, tapi gimana, kan, ya?
Rasa pengen terus legowo menerima panggilan kakak, kok ya risih-risih gimana gitu.
Lagian ya, si bapak sopir itu kelihatan lebih tua loh dari saya. Kok ya, sepanjang perjalanan itu tetap memanggil saya dengan sebutan kakak.
Jujur, lebih pengen ngakak dibanding protes setiap si Pak Driver itu selalu menekankan kata “Kak” di tiap kalimatnya. “Iya, jadi gitu, Kak”. “Oh, sama seperti teman saya, Kak”. “Ini nanti putar baliknya sesuai map aja, Kak”.
Wes mboh, Pak, terserah sampeyan, panggil saya Kak sepuasnya. Ndherek mawon kulo 🤣
Nah, akhir-akhir ini saya mulai menerima panggilan kakak dalam sebuah komunitas yang saya ikuti. Padahal ya, saya sudah menjelaskan usia saya. Anak-anak saya loh udah pada remaja remaji. Teteeeuppp aja, dipanggil kakak.
Seneng-seneng aja sih sebenernya. Secara MakEmak masih dipanggil kakak. Berasa muda belia lah pastinya 😆
Yaaaa, saya suka geli aja dengernya. Apalagi kalo itu berupa chat, bacanya sambil ngakak guling-guling, membayangkan seberapa “ke-kakak-an”kah saya? :))
Eh tapi ya, kalo merunut arti kakak dalam KBBI adalah “saudara tua”, anggaplah yang manggil sebutan kakak ke MakEmak 40 tahunan ini, menempatkannya memang teman yang sudah jadi saudara dengan usia lebih tua.
Wes lah, gitu aja. Daripada repot ya.
Noh telinga, belajar beradaptasi denger panggilan kakak aja kalo begituh! 😛